Zaman sudah berubah dan kemajuan teknologipun semakin
canggih namun hal ini tidak begitu adanya dengan desa Rarak Ronges Kecamatan
Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat. Desa Rarak Ronges terletak di atas bukit
dimana perjalanan menuju desa rarak membutuhkan waktu 4 (empat) jam dengan
menggunakan kuda sedangkan dengan jalan kaki butuh waktu setengah hari
perjalanan. Hal ini terjadi apabila musim hujan karena tidak ada kendaraan yang
bisa melewati jalan yang terjal dengan lumpur dan batu-batu cadas yang memenuhi
jalan tersebut dan hanya dapat dilalui
dengan jalan kaki ataupun berkuda. Kondisi jalan yang sangat rusak berbatu dan menanjak dimana kiri kanan jalannya
adalah hutan membuat masyarakat desa tersebut seperti terisolasi
ditengah-tengah kemajuan teknologi. Kendaraan roda dua maupun roda empat dapat
digunakan pada saat musim kemarau saja karena lumpur dan batu yang ada telah
mengering dan menjadi debu kencang menyesakkan sedangkan pada musim hujan
lumpur dan batu yang menyatu dapat membenamkan roda kendaraan yang digunakan,
sehingga masyarakat desa lebih memilih untuk jalan kaki daripada menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat.
Musyawarah Masyarakat Desa |
Desa Rarak Ronges merupakan desa yang baru dimekarkan pada tahun 2010 dari desa induk yaitu Desa Lamunted. Ironis memang ketika kita berbicara listrik pada era modern sekarang ini, apalagi masih banyak kita temukan desa–desa yang belum memperoleh manfaat pelayanan dari adanya Perusahaan Listrik Negara ( PLN). Sumbawa Barat sebagai salah satu Kabupaten di NTB dan merupakan daerah tambang yg merupakan penghasil tembaga, emas dll masih ada masyarakat desanya yang belum terlayani penerangan listrik. Memang di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini bisa dikatakan memiliki stok listrik yang masih sangat kurang sehingga masih ada desanya belum menikmati pelayanan listrik.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) telah
banyak membantu, kami mengusulkan penggalian gagasan yang ada ditingkat dusun
yang dilanjutkan dengan Musdes dan
setelah diprioritaskan melalui MAD ditingkat Kecamatan alhamdulliah pada tahun
2010 pembangunan listrik perdesaan mulai diproses pelaksanaannya dengan menelan
biaya Rp. 331.752.000. (termasuk
swadaya)
Pembangkit Listrik Program PNPM - MPd |
PenSebab masih gelapnya desa-desa tersebut masih cukup beragam, mulai dari
sulitnya kondisi geografis, tingginya nilai investasi pembangunan pembangkit
listik yang tidak sesuai dengan jumlah pemakaian, terlalu jauhnya lokasi desa dengan
jaringan milik PLN, hingga keterbatasan pembangkit diesel yang tersedia
sehingga daerah–daerah yang lokasinya
relatif jauh dan terpencil masih gelap gulita. Berbagai macam penyebab yang ada
coba di tepis oleh masyarakat dengan semangat dan kemauan untuk maju. Namun
satu hal yang harus diingat bahwa gerak untuk membuka pemikiran masyarakat
tentang kondisi yang ada tidaklah mudah, sehingga Ketua TPK (Pak Hamzah), KPMD
dan Fasilitator Teknik (Handeriyatno) dan Fasilitator GSC (Iwan Marhalim) tak
kenal lelah untuk membantu hingga listrik pun dapat teraliri. Dukungan yang
sangat besar juga datang dari penguasa wilayah kecamatan yaitru Camat Brang Rea
(Nurjahman) dan Penanggung Jawab Operasional Kecamatan (Muhammad Nur) yang ikut
secara langsung memantau perjalanan pemasangan instalasi yang sudah siap.
Jalan Menuju Desa Rarak ronges |
Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat merupakan
salah satu desa yang memperoleh dampak yang sangat besar, dengan adanya listrik
masuk desa (pembiayaan dari PNPM-Mpd) akhirnya desa kami menjadi terang benderang . Sudah
tidak ada lagi lubang hidung yang hitam pekat pada pagi harinya karena
menghirup asap dari lampu dila’ ( ungkap kepala desa rarak ronges pada
saat musyawarah setelah terpasangnya mesin diesel. Dila merupakan lampu tradisional
yang kami gunakan sebagai penerang dimalam hari dan sudah tidak ada lagi alasan
bagi anak sekolah tidak sempat atau
tidak bisa belajar di malam hari karena tidak ada lampu, kini desa kami sudah
terang benderang seperti kata pepatah “habis gelap terbitlah terang”
Listrik Masuk desa ini sangat membantu namun demikian kami masih punya PR
besar, yang kami pikirkan sekarang bagaimana keberlanjutan dari prasarna ini,
memang kami telah menyepakati besaran iuran pada Musdes dan telah terbentuk TP3
(Tim pemelihara, dan Pengelola Prasarana) dimana Lembaga Desa yg kami bentuk ini yang
berperan memungut iuran yang dibebankan per-KWH sebesar (Rp. 90.000 – Rp.
100.000). Masyarakat desa merasakan iuran ini masih berat oleh karena itu demi
keberlanjutan dari prasarana yang sudah baik dan sangat membantu ini bantuan
dari berbagai pihak terutama Pemerintah Daerah sangat kami harapkan,
“ Ooo Ina Bapak, sanak sebai
selaki…!!
“ Sa’ kam lo listrik ntang desaku…..
“ Kras balong ate PNPM-MPd peee……
Tahun 2009 saya pernah ke rarak ronges.. mencoba kesana sampai 3x (dengan motor). Memulai petualngan kecil itu dari taliwang,, perjalanan ke-1 kandas, perjalanan ke-2 juga bernasib sama.. baru pada perjalanan ke-3 sya dg 3 org teman berhasil sampai di rarak ronges.. langsung menuju ke air terjun ... (lupa namanya).. Perjalanan yang menakjubkan.. Dengan naik motor +- 3 jam perjalanan. Saya masih menyimpn beberapa foto yang di ambil di rarak ronges.. Selain ke rarak ronges saya juga berkesempatan berpetualang ke daerah mata iyang.. Perjalanan sama2 eksotis,namun akses jalan lebih mudah ke mata iyang,,sekali coba langsung sampai.. KSB menyimpan beribu pesona alam yang tersembunyi. Pun dengan kecantikan pantai2 yang terhampar.. Jika ada kesempatan, ingin saya kembali berkunjung ke sana.. Insya Allah
BalasHapusnice post gan... nambah info nih
BalasHapus====================================
Pesan Kubah Masjid Murah Nusa Tenggara Barat (NTB) - stainless steel/enamel/panel harga murah hanya ada di, Mahkota Kubah dot net