Label

Senin, 13 Februari 2012

CAHAYA TERANG DIBALIK BUKIT RARAK RONGES ( Pengalaman Terbaik PNPM - MPd )


Zaman sudah berubah dan kemajuan teknologipun semakin canggih namun hal ini tidak begitu adanya dengan desa Rarak Ronges Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat. Desa Rarak Ronges terletak di atas bukit dimana perjalanan menuju desa rarak membutuhkan waktu 4 (empat) jam dengan menggunakan kuda sedangkan dengan jalan kaki butuh waktu setengah hari perjalanan. Hal ini terjadi apabila musim hujan karena tidak ada kendaraan yang bisa melewati jalan yang terjal dengan lumpur dan batu-batu cadas yang memenuhi jalan tersebut  dan hanya dapat dilalui dengan jalan kaki ataupun berkuda. Kondisi jalan yang sangat rusak  berbatu dan menanjak dimana kiri kanan jalannya adalah hutan membuat masyarakat desa tersebut seperti terisolasi ditengah-tengah kemajuan teknologi. Kendaraan roda dua maupun roda empat dapat digunakan pada saat musim kemarau saja karena lumpur dan batu yang ada telah mengering dan menjadi debu kencang menyesakkan sedangkan pada musim hujan lumpur dan batu yang menyatu dapat membenamkan roda kendaraan yang digunakan, sehingga masyarakat desa lebih memilih untuk jalan kaki daripada menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Musyawarah Masyarakat Desa
Desa Rarak Ronges merupakan desa yang baru dimekarkan pada tahun 2010 dari desa induk yaitu Desa Lamunted. Ironis memang ketika kita berbicara listrik pada era modern sekarang ini, apalagi masih banyak kita temukan desa–desa yang belum memperoleh manfaat pelayanan dari adanya Perusahaan Listrik Negara ( PLN). Sumbawa Barat sebagai salah satu Kabupaten di NTB dan merupakan daerah tambang yg merupakan penghasil tembaga, emas dll masih ada masyarakat desanya yang belum terlayani penerangan listrik. Memang di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini bisa dikatakan memiliki stok listrik yang masih sangat kurang sehingga masih ada desanya belum menikmati pelayanan listrik.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) telah banyak membantu, kami mengusulkan penggalian gagasan yang ada ditingkat dusun yang dilanjutkan dengan  Musdes dan setelah diprioritaskan melalui MAD ditingkat Kecamatan alhamdulliah pada tahun 2010 pembangunan listrik perdesaan mulai diproses pelaksanaannya dengan menelan biaya  Rp. 331.752.000. (termasuk swadaya)


Pembangkit Listrik Program PNPM - MPd
PenSebab masih gelapnya desa-desa tersebut masih cukup beragam, mulai dari sulitnya kondisi geografis, tingginya nilai investasi pembangunan pembangkit listik yang tidak sesuai dengan jumlah pemakaian, terlalu jauhnya lokasi desa dengan jaringan milik PLN, hingga keterbatasan pembangkit diesel yang tersedia sehingga daerah–daerah  yang lokasinya relatif jauh dan terpencil masih gelap gulita. Berbagai macam penyebab yang ada coba di tepis oleh masyarakat dengan semangat dan kemauan untuk maju. Namun satu hal yang harus diingat bahwa gerak untuk membuka pemikiran masyarakat tentang kondisi yang ada tidaklah mudah, sehingga Ketua TPK (Pak Hamzah), KPMD dan Fasilitator Teknik (Handeriyatno) dan Fasilitator GSC (Iwan Marhalim) tak kenal lelah untuk membantu hingga listrik pun dapat teraliri. Dukungan yang sangat besar juga datang dari penguasa wilayah kecamatan yaitru Camat Brang Rea (Nurjahman) dan Penanggung Jawab Operasional Kecamatan (Muhammad Nur) yang ikut secara langsung memantau perjalanan pemasangan instalasi  yang sudah siap.


Jalan Menuju Desa Rarak ronges
Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu desa yang memperoleh dampak yang sangat besar, dengan adanya listrik masuk desa (pembiayaan dari PNPM-Mpd) akhirnya desa kami  menjadi terang benderang . Sudah tidak ada lagi lubang hidung yang hitam pekat pada pagi harinya karena menghirup asap dari lampu dila’ ( ungkap kepala desa rarak ronges pada saat musyawarah setelah terpasangnya mesin diesel. Dila merupakan lampu tradisional yang kami gunakan sebagai penerang dimalam hari dan sudah tidak ada lagi alasan bagi  anak sekolah tidak sempat atau tidak bisa belajar di malam hari karena tidak ada lampu, kini desa kami sudah terang benderang seperti kata pepatah “habis gelap terbitlah terang”

Musyawarah setelah listrik terrpasang
Listrik Masuk desa ini sangat membantu namun demikian kami masih punya PR besar, yang kami pikirkan sekarang bagaimana keberlanjutan dari prasarna ini, memang kami telah menyepakati besaran iuran pada Musdes dan telah terbentuk TP3 (Tim pemelihara, dan Pengelola  Prasarana) dimana Lembaga Desa yg kami bentuk ini yang berperan memungut iuran yang dibebankan per-KWH sebesar (Rp. 90.000 – Rp. 100.000). Masyarakat desa merasakan iuran ini masih berat oleh karena itu demi keberlanjutan dari prasarana yang sudah baik dan sangat membantu ini bantuan dari berbagai pihak terutama Pemerintah Daerah sangat kami harapkan,     

Ooo Ina Bapak, sanak sebai selaki…!!
    “ Sa’ kam lo listrik ntang desaku…..
                “ Kras balong ate PNPM-MPd peee……

2 komentar:

  1. Tahun 2009 saya pernah ke rarak ronges.. mencoba kesana sampai 3x (dengan motor). Memulai petualngan kecil itu dari taliwang,, perjalanan ke-1 kandas, perjalanan ke-2 juga bernasib sama.. baru pada perjalanan ke-3 sya dg 3 org teman berhasil sampai di rarak ronges.. langsung menuju ke air terjun ... (lupa namanya).. Perjalanan yang menakjubkan.. Dengan naik motor +- 3 jam perjalanan. Saya masih menyimpn beberapa foto yang di ambil di rarak ronges.. Selain ke rarak ronges saya juga berkesempatan berpetualang ke daerah mata iyang.. Perjalanan sama2 eksotis,namun akses jalan lebih mudah ke mata iyang,,sekali coba langsung sampai.. KSB menyimpan beribu pesona alam yang tersembunyi. Pun dengan kecantikan pantai2 yang terhampar.. Jika ada kesempatan, ingin saya kembali berkunjung ke sana.. Insya Allah

    BalasHapus
  2. nice post gan... nambah info nih
    ====================================
    Pesan Kubah Masjid Murah Nusa Tenggara Barat (NTB) - stainless steel/enamel/panel harga murah hanya ada di, Mahkota Kubah dot net

    BalasHapus