Label

Jumat, 27 Januari 2012

PEKSI LANDAK






H. Soedaryanto, SE, SKM, MA
Bermula dari memanfaatkan waktu menunggu pesanan makan siang di warung “Kaharasa” di Kabupaten Lombok Utara, setelah acara pencanangan hari Kesatuan Gerak PKK tanggal 27 Oktober 2011, saya bersama Sekretaris dan Pimpinan Redaksi BARA BANGSAKU membuka diskusi kecil tentang perkembangan Koran Desa yang kita miliki ini.
Pak Chairy selaku Pimpinan Redaksi menyebutkan bahwa tadi pagi saat Koran Desa dibagikan di tempat acara pencanangan HKG-PKK di halaman Pendopo KLU, rata-rata undangan yang hadir “memperhatikan” Koran Desa terbitan BPMPD Provinsi NTB dengan indikator koran (atau tepatnya tabloid) dipegang dan dilihat.
Indikator kedua sehabis acara ternyata Koran dibawa dan tidak tersisa di tempat duduk yang ditinggalkan undangan. Satu kesimpulan sementara, Koran Desa “BARA BANGSAKU” terbitan BPMPD yang sampai dengan saat ini merupakan edisi ke enam, cukup menarik dari sisi penampilan dan jenis kertas yang digunakan.
Pertanyaan muncul, perlukah koran yang terbagi pada 1.031 Desa/Kelurahan di NTB ini diperbesar produksinya untuk tahun 2012.

 
Insya Allah dari sisi anggaran masih bisa dipertahankan, bahkan mungkin perlu diperbesar sehingga kalau saat ini setiap Desa/Kelurahan tidak hanya mendapatkan I eksemplar, mungkin tahun 2012 dipertimbangkan satu Desa/Kelurahan akan mendapatkan 5 eksemplar, sehingga bukan hanya perangkat Desa yang membaca, tetapi masyarakat dapat juga membaca saat berkunjung ke Kantor Desa/Kelurahan.
Lalu . . . beralih ke topik apa yang perlu diusung secara berkesinambungan dalam BARA BANGSAKU ?
Topik besar yang diusung tetap yaitu : Penanggulangan Kemiskinan dan Desa Tuntas Gerakan 3-A (PEKAN DESTARATA).
Okey . . . kita sepakat! Khusus edisi ke enam topik kita adalah PEKSI LANDAK.
Peningkatan Keselamatan Ibu melalui Ambulan Desa dan Kelurahan yang bisa disingkat PEKSI LANDAK merupakan  sebuah isu menarik untuk mendukung Angka Kematian Ibu Nol (AKINO) dengan beberapa pertimbangan :
1.        Proporsi penyebab kematian ibu melahirkan terbesar adalah perdarahan, meskipun dari tahun ke tahun di Provinsi NTB menunjukkan adanya penurunan (35,2 % tahun 2008, 33,9 % tahun 2009 dan 29,17 % tahun 2010). Tingginya kematian ibu melahirkan karena perdarahan ini, terkait dengan kurangnya sarana transportasi yang disebut Ambulan Desa.
2.        Ambulan Desa khusus berupa mobil atau sepeda motor yang dimodifikasi sehingga terdapat ruang tempat tidur ibu hamil yang menyatu dengan sepeda motor, telah diadakan diperdesaan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Inovasi ini lebih konkrit untuk diterapkan secara luas di NTB. Pemerintah Desa Mambalan, Kekait, dan Jatisela mengadakan Ambulan Desa sjenis dari dana PNPM Generasi Sehat Cerdas tahun 2010.
3.        Ambulan Desa yang khusus mudah operasionalisasinya, tidak layak untuk kegiatan transportasi lain, sehingga akan efektif khusus untuk keperluan membantu transport cepat ibu yang akan melahirkan, terhindar dari perdarahan yang lama sebagai penyebab terbesar kematian ibu melahirkan.
4.        Operasionalisasi Ambulan Desa diterima masyarakat, dengan menunjuk satu atau beberapa operator dan bermarkas di Kantor Desa. Pemeliharaan pun dapat di musyawarahkan oleh masyarakat pengguna dan Pemerintah Desa.
Ambulance Desa

Pada akhirnya penulis menghimbau bapak-bapak di Pemerintah Desa dan Kelurahan, untuk  mewujudkan salah satu karya nyata yang dibutuhkan masyarakat yaitu Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan melalui Ambulan Desa/Kelurahan atau PEKSI LANDAK.
Selamat berinovasi . . . . . . sembari terus membantu masyarakat.

Dan kepada pak bupati, terutama yang masih memiliki Komunitas Adat Terpencil (KAT) ada baiknya meneliti apakah PEKSI LANDAK ini diperlukan untuk KAT. Saya yakin diperlukan!

Mari kita konsentrasi bersama pak Bupati, sejumlah 44 Dusun pada 28 Desa di 20 Kecamatan KAT di Provinsi NTB, kita targetkan segera memiliki Ambulan Desa, bahkan semua Desa/Kelurahan perlu pak.

*) Kepala BPMPD Provinsi NTB

1 komentar:

  1. artikel yang sangat menarik.. semoga PEKSI LANDAK bsa berkembang demi tercapainya AKINO.

    BalasHapus